Monday, December 28, 2015

PEMBENIHAN KERAPU




BAB I










PEMBENIHAN IKAN KERAPU































I. BIOLOGI IKAN KERAPU


Ikan kerapu merupkan ikan karnivora yang bersifat kanibal. Ikan ini hidup secara soliteri dan sering berdiam diri/ bersembunyi pada suatu benda sambil menunggu mangsanya. Sifat lain yang dimiliki ikan Kerapu, terutama Kerapu Lumpur adalah tahan terhadap perubahan kadar garam, sehingga mampu hidup pada berbagai perairan sampai ke muara sungai. Musim pemijahan ikan Kerapu pada umumnya sekitar bulan purnama (1-2 hari sebelum dan sesudah bulan purnama).

II. PERSYARATAN INDUK

1. Untuk ikan Kerapu lumpur (Epinephelus tauvina)
  • Betina, berat                         : min 6 kg/ekor, umur : ± 7 tahun
  • Jantan , berat                        : > 9 kg/ekor, umur 8 – 9 tahun.

2. Untuk ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
  • Betina, berat : > 3 kg/ekor, umur :  ± 5 – 7 tahun
  • Jantan , berat            : > 6 kg/ ekor, umur :  ±   8 tahun
3. Sehat dan Tidak cacat
4. Diupayakan sudah matang gonad.

III. MANAGEMENT INDUK

A. Pengadaan Induk
Untuk menangkap calon induk dari alam sebaiknya digunakan perangkap (bubu) dan diusahakan sedikit mungkin melukai ikan. Namun untuk mendapatkan induk yang sesuai dengan persyaratan di atas sulit dilakukan apabila jumlah induk cukup besar, apalagi penangkapan induk di alam jumlahnya terbatas, hingga harus melakukan pemeliharaan (pembesaran) sendiri sampai mencapai ukuran yang ideal untuk dijadikan induk.

B. Pemeliharaan Calon Induk
Pemeliharaan calon induk ikan Kerapu dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain:
1. Kurung apung (keramba): ukuran 5 x 5 x 4 mtr (mesh size 2,5 cm)
                                                  kepadatan rata-rata < 5 kg/m3.
2. Tangki/ Bak beton           : ukuran min 100 m3, kedalaman 2 – 2,5 meter
                                                  kepadatan ≤ 2 kg/ m3
                                                  pergantian air 100 – 200 %/hari
Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari atau dua hari sekali sebanyak 1 – 2 % dari berat badan ikan. Pakan yang diberikan adalah cincangan daging cumi-cumi, ikan Betong atau udang dengan kadar protein yang ideal adalah 50 %.
Secara periodik dilakukan pembersihan dasar bak (siphon). Demikian juga halnya pada kurungan apung, secara periodik dilakukan pemindahan ikan ke kurung apung yang baru, sedangkan yang lama dibersihkan.

IV. PEMIJAHAN
A. Pemijahan Alami
Di alam ikan kerapu memijah sekitar bulan purnama, pada air yang tenang. Pemijahan secara alami pada bak terkontrol, dilakukan dengan cara menempatkan induk yang sudah matang gonad dengan sex ratio 1 : 1. pemijahan dengan cara ini dilakukan dengan memanipulasi lingkungan yang disesuaikan dengan keadaan di alam (lokasi memijah)

B. Induced Spawning.
Untuk mempercepat perkembangan dan kematngan gonad, digunakan hormon yang diberikan secara injeksi maupun melalui makanan. Hormon yang digunakan adalah:
  • Gonadotropin
  • Puberogen
  • Methyl Testosteron (khusus untuk jantan)
Untuk mempercepat kematangan gonad/pemijahan dilakukan injeksi hormon sebagai berikut:
  • Tahap  I          :  500 IU Gonadotropin atau 50 MU Puberogen
  • Tahap  II         :  750 IU Gonadotropin atau 50 MU Puberogen.
Induk ikan yang sudah diinjeksi hormon segera dipindahkan ke bak pemijahan. Pemijahan biasanya terjadi 11 – 13 jam sesudah penyuntikan. Penyuntikan tahap II dilakukan apabila 24 jam sesudah penyuntikan tahap I ikan tidak memijah. Apabila 24 jam sesudah penyuntikan tahap II ikan belum memijah, maka dapat dilakukan fertilisasi dengan melakukan metode stripping.
Untuk merangsang kematangan gonad dan meningkatkan mutu sperma induk jantan dilakukan pemberian hormon Methyl Testosteron dengan dosis 0,1 mg/kg BB, yang dicampurkan kedalam pakan yang diberikan.
Salah satu kendala utama dalam memijahkan  ikan Kerapu adalah mendapatkan induk jantan sebab :
  • Ikan Kerapu Macan menjadi jantan setelah beratnya lebih dari 7 kg/ekor
  • Ikan Kerapu lumpur menjadi jantan setelah beratnya lebih dari 9 kg.

V. PENETASAN TELUR

Telur –telur yang dihasilkan, baik dari hasil pemijahan secara alami maupun pemijahan buatan dengan stripping, segera  diserok dengan menggunakan plankton net atau kantong jaring .Plankton net yang berisi telur dimasukkan ke dalam bak bulat . Air laut yang digunakan selalu mengalir pada tingkat 20 liter/menit sehingga terus terjadi pergantian air. Aerasi tidak terlalu kuat agar telur dapat menyebar rata. Telur – telur yang mati akan mengendap di dasar kantong disiphon.
Perkembangan embrio dimulai dari satu sel, dua sel, empat  sel dan seterusnya sampai terbentuk  banyak sel yang akhirnya terbentuk badan larva. Telur yang dibuahi akan dilapisi oleh selaput kuat. Setelah masa inkubasi sekitar 18 jam telur ikan Kerapu Macan akan menetas  pada suhu 28 -29 0Csedangkan telur ikan Kerapu lumpur telur akan menetas selama 16 -25 jam pada suhu 26 – 29 0C.

VI. PEMELIHARAAN LARVA
A. Penebaran
Sebelum larva ditebar bak-bak pemeliharaan larva harus disiapkan. Bak-bak tersebut diisi air laut yang telah difilter dengan jumlah kira-kira 80% dari kapasitasnya, serta dipasok aerasi pada tingkat kecepatan rendah, pada bak pemeliharaan skala kecil 1 – 3 m3 cukup dipasang 3-6 aerasi. Setelah persiapan selesai dilakukan penebaran larva secara hati-hati.
B. Pemberian Pakan
Larva yang baru menetas mempunyai cadangan kuning telur atau disebut yolk sac, dan butiran minyak yang disebut iol globule. Letak butiran minyak disekitar kuning telur. Larva ini biasanya disebut D-0 ( larva berumur 0 hari). Pada saat ini mulut, mata larva belum membuka. Larva masih menggunakan kuning telur dan butiran minyak sebagai sumber energi. Pemberian pakan baru dlakukan setelah lerva D-2, yaitu berupa plankton (Rotifera dan Nauplius Artemia).
Ketika larva berumur satu hari mulai diberikan Chlorela dengan kepadatan 1 – 5  x 105 sel/ml. Pemberian alga ini sebagai pakan Rotifera dan juga berguna untuk mempertahankan kualitas air pemeliharaan karena alga dapat mengurangi kandungan bahan-bahan terlarut yang baerbahaya bagi larva seperti Amonia. Selanjutnya pemeliharaan larva tidak berbeda jauh dengan pemeliharaan ikan kakap, baik pemberian pakan maupun pengelolaan kualitas airnya.
Tabel pemberian pakan
Hari ke.
Jenis Pakan
0     -   3

3     -  30

14 -  15


30  -  40

-

Brachionus plicatilis

Artemia baru menetas
Artemia setengah dewasa

Artemia dewasa
Cincangan daging ikan segar



Panen
Panen dilakukan pada umur 40 - 50 hari atau ukuran 4 . 5 cm
VII. TRANSPORTASI BENIH
Pengiriman benih ikan dapat dilakukan dengan dua cara yatu cara tertutup dan cara terbuka. Pengiriman benih dengan sitem terbuka biasanya diterapkan untuk transportasi jarak pendek, sedangkan sitem tertutup digunakan untuk pengiriman jarak jauh.
Tingginya kepadatan ikan dan sistem transportasi yang digunakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya, jenis ikan, umur ikan, ukuran ikan, ketahanan relatif, suhu air, lama pengangkutan, wadah, lama pengangkutan. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam pengangkutan ikan hidup adalah penyediaan oksigen terlarut dalam media air selama pengangkutan.
Transportasi terbuka menggunakan peralatan dan bahan yang sederhana sedangkan pengangkutan tertutup menggunakan peralatan khusus. Transportasi tertutup menggunakan kantong plastik dari silikon tebal dan dipasok oksigen sudah umum dilakukan. Sistem ini digunakan juga untuk pengiriman ke luar negeri (Gambar 1)






Gambar 1. Sistem pengangkutan tertutup
Sebelum diangkut ikan-ikan dipuasakan terlebih dahulu agar saluran pencernaan menjadi kosong. Dengan demikian jumlah kotoran (fases) akan berkurang sehingga dapat menghambat penurunan kualitas air. Dan untuk mengurangi aktifitas metabolisme selama pengangkutan ditambahkan es untuk menurunkan suhu pengangkutan (Tabel I)
Tabel I Kepadatan Larva Untuk Transportasi
Umur (hari)
Kepadatan (per liter air media)
1 – 7
8 – 15
16 – 23
          24 - 30
30 -  40
15 – 20
5 – 10
2 - 5

PERTANYAAN
  1. Jelaskan persyaratan calon induk ikan Kerapu
  2. jelaskan proses aklimatisasi induk ikan Kerapu
  3. jelaskan teknik penanganan induk ikan kerapu
  4. jelaskan teknik penanganan larva ikan kerapu
  5. jelaskan teknik panen benih ikan kerapu


TUGAS:
  1. Lakukan seleksi induk untuk pemijahan
  2. Lakukan pemijahan hormonal  dan buatlah laporan kegiatannya.
  3. Buatlah Paper tentang pemeliharaan benih  (perkelomok) dan diskusikan


Jenis obat bius
Jenis Obat
Dosis
Novacine
Amobarbital sodium
Barbital sodium
Tertiary amyl alkohol
Methyl paraphynol
Chloral hidrat
Hydroxy quinaldine
Tricaine methan sulphonate (MS 222)
Urethane
Thiouracil
Quinaldine
50 mg/kg ikan
85 mg/kg ikan
50 mg/kg ikan
52 -172 mg/lt air
2 mg/4,5 lt air
3 – 3,5 gr/4,5 lt air
1 mg/lt air
2,5 ml/lt air
100 mg/lt air
10 mg/lt air
5 -10 mg/lt air


2 comments:

  1. Permisi gan mau tanya sumbernya dari mana ya tabel pengangkutan itu ?
    <Mohon informasinya terima kasih

    ReplyDelete