
(Litopenaeus
vannamae)
Pendahuluan
Udang vaname ( Litopenaeus vannamae ) termasuk
genus Penaeus hidup diparairan
Amerika dan merupakan salah satu udang putih yang cukup komersial. Banyak
dibudidayakan di Amerika dan kemudian merambah ke Asia Tenggara. Dipilihnya
udang vaname disebabkan beberapa factor yaitu : (1) sangat diminati di pasaran
Amerika (2) lebih tahan terhadap penyakit dibanding udang putih lainnya (3)
pertumbuhan lebih cepat dalam budidaya (4) mempunyai toleransi yang lebar
terhadap kondisi lingkungan.
Taksonomi
Menurut Wyban dan Sweeny (1991),
taksonomi udang vaname adalah sebagai berikut:
Philum :
Arthropoda
Class :
Crustacea
Sub class : Malacostraca
Series :
Eumalacostraca
Super ordo : Eucarida
Ordo :
Decapoda
Super famili : Penaeioidea
Famili :
Penaeidae
Genus :
Penaeus
Sub genus : Litopenaeus
Species : vannamae
Udang
vaname termasuk crustacean, ordo decapoda seperti halnya udang lainnya, lobster
dan kepiting.
Kebiasaan makan
Udang vaname cenderung omnivorus atau
detritus feeder. Dari studi yang dilakukan isi pencernaan terdiri dari carnivor
di alam, jasad renik/crustacea kecil . pada tambak intensif dimana tidak ada
jasad renik, udang akan memangsa makanan yang diberikan atau detritus
Pada
tambak yang alami, alga yang berkembang pada kolam air adalah sumber nutrisi
yang penting bagi udang vaname dan meningkatkan pertumbuhan sebesar 50 % dibanding
tambak yang jernih. Udang vaname tidak makan sepanjang hari tetap hanya
beberapa waktu sepanjang hari. Dari penelitian membuktikan bahwa pemberian
pakan beberapa kali sehari memberikan pertumbuhan yang lebih baik.
Udang
vaname membutuhkan pakan dengan 35 % kandungan protein, lebih rendah dari pada
yang dibutuhkan oleh udang windu. Pakan yang mengandung ikan dan cumi-cumi akan
memacu pertumbuhan.
Siklus Hidup
Secara
alami vaname termasuk katadromus, yaitu udang dewasa hidup dilaut terbuka dan
udang mudah migrasi ke arah pantai. Dihabitat aslinya vaname matang gonad
(matur) kawin (mating) dan bertelur (spawning) berada pada perairan dengan
kedalaman sekitar 70 meter di amerika selatan dengan suhu 26-28 0C
dan salinitas 35 ppt. Telur menetas dan berkembang di laut dalam. Post larva
udang vaname bergerak mendekati pantai dan menetap di dasar estuaria. Setelah
beberapa di estuaria udang nuda kembali ke lingkungan laut.

MANAJEMEN PENGELOLAAN INDUK
PENGADAAN INDUK
Pada awalnya
induk vaname yang digunakan adalah induk impor
dari hawai dan florida. Perkembangan selanjutnya akibat tingginya permintaan
benur dan cepatnya perkembangan gonade induk hasil domestika, maka sebagian
hatchery mulai menggunakan induk hasil budidaya
tambak.
Induk vaname yang
digunakan adalah induk luar negeri yang telah disertifikasi dan induk hasil
budidaya yang mengikuti kaidah pemuliaan dan terpantau (RSNI induk udang
vaname, 2004)
Kreteria induk yang baik antara
lain”
1. ukuran
betina : > 18 cm
2. ukuran
jantan : > 17 cm
3. ukuran
berat bentina : > 40 gram
4. ukuran
berat jantan : > 35 gram
5. sehat
dan tidak cacat
6. warna
cerah
7. organ
reproduksi dalam kondisi baik

Pematangan gonad
Induk dari
pengangkutan dimasukkan ke bak pematangan/maturasi dengan kepadatan 8 ekor/m2
. perkembangan gonad udang dapat dipacu dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas pakan, yaitu dengan memberikan pakan yang mengandung protein tinggi.
Pakan segar yang dapat diberikan adalah cacing laut (Nereis sp), cacing tanah (Lumbricus
sp), tiram/kerang-kerangan dengan jumlah untuk cacing 9% dan
kerang-kerangan 16% dari total biomas per hari. Disamping intensif pakan juga
dilakukan ablasi mata terhadap induk betina yang dapat dilakukan dengan
beberapa metode ablasi.
Perkembangan
gonad udang vaname ditandai dengan perkembangan ovari yang terletak pada bagian
dorsal dan berwarna orange, sedangkan pada jantan kematangan gonad terlehat
jelas pada kantong sperma yang berwarna putih bening berisi sperma.

Perkawinan
Pada udang
penaeus mating (perkawinan) terjadi pada waktu udang sedang molting dan udang
belum berkembang ovarinya, sehingga sperma yang dikeluarkan disimpan pada
telikum. Tetapi pada udang vaname, mating terjadi setelah udang betina matang
ovarinya yang terlihat berwarna orange dan mengeluarkan feromone. Dengan feromone
inilah udang jantan dirangsang untuk melakukan perkawinan serta sperma yang
dikeluarkan ditempelkan pada telicum bagian luar, sehingga 1-2 jam kemudian
udang betina akan segera mengeluarkan telur dan terjadi pembuahan. Dengan
sistem reproduksi yang dimiliki udang vaname baik jantan maupun betina, maka
perkawinan dilakukan di luar tubuh. Perkawinan biasa terjadi sebelum dan
sesudah matahari terbenam dan Proses perkawinan senidiri melalui 4 tahap atau
fase. Yaitu pendekatan, perangkakan, pengejaran dan matinng.
Melihat tingkah
laku mating dari vaname maka dapat dilakukan 2 metode perkawinan.
- metode pertama induk betina dan jantan dipisah
setelah induk betina matang gonad dilakukan seleksi pukul (15.00 – 17.00)
baru kemudian dipindahkan ke bak induk jantan, setelah mating induk segera
diambil dan dipindahkan ke bak spawning
pukul (20.00 – 22.00)
- metode kedua induk betina dan jantan di campur dalam
satu bak, setelah induk betina matang gonad dan terjadi mating maka segera
di ambil dan dipindahkan ke bak spawning. Perbandingan jantan dan betina 1
: 1 dengan kepadatan 8 ekor/m2 .

Pemijahan dan Penetasan
Prosentase
pembuahan dan penetasan sangat ditentukan oleh kualitas sperma dan kemampuan
penempelan pada telikum serta media penetasan (suhu dan salinitas) beberapa
kegagalan yang mungkin terjadiadalah tidak terjadinya pembuahan yang disebabkan
induk betina belum matang telur atau rusaknya spermatofor.Induk yang telah
kawin dicirikan adanya penempelan sperma pada telikum. Padat tebar pada bak
pemijahan 4 ekor/m2.
1-2 jam kemudian
induk akan melepaskan telurnya. Proses spawning biasanya sekitar 2 menit .
selama itu udang akan berenang perlahan pada kolam air dan menyemprotkan
seluruh telur dan ovary. Selama telur disemprotkan udang betina dengan cepat
akan mencampur dengan sperma yang melekat pada tilikum dengan menggunakan kaki
renang. Keesokan harinya induk diangkat
dan dikembalikan ke bak pamatangan, sedangkan telurnya diberi aerasi merata dan
dibersihkan dari kotoran-kotoran dan lendir-lendir yang tertinggal. Telur akan
menetas 16 – 18 jam.

TEKNIK PENENGANAN LARVA UDANG VANAME
Persiapan bak pemeliharaan larva
Bak pemeliharaan
larva dilapisi dengan cat U-Poxy berwarna biru muda dan dilengkapi dengan pipa
saluran udara (instalasi aerasi),instalasi air laut,instalasi alga, dan saluran
pengeluaran yang dilkengkapi saringan sirkulasi dan pipa goyang, serta terpal
sebagai penutup agar suhu stabil selama proses pemeliharaan larva. Kemiringan
bak adalah 2-5%, hal ini bertujuan untuk mrmudahkan dalam pengeringan. Adapun
sistem aerasi pada bak pemeliharaan larva menggunakan aerasi gantung dengan
jarak antara titik 40 cm dan jarak dari dasar bak adalah 5 cm agar sisa pakan dan
kotoran tidak teraduk.
.Pencucian bak
dilakukan dengan menggunaknan kaporit 60%sebanyak 100 ppm yang dicampur dengan
deterjen 5 ppm dan dilarutkan dengan air tawar pada wadah berupa ember kemudian
dinding dan dasar bak digosok-gosok dengan menggunakan scoring pad dan dibilas
dengan air tawar hingga bersaih dan kemudian dilakukan pengeringanselama dua
hari
Penebaran Nauplius
Penebaran
nauplius dilakukan pada pagi hari dengan tujuan untuk menghindari perubahan
suhu yang terlalu tinggi dengan cara aklimatisasi 30 menit atau sampai suhu
didalam wadah dengan suhu diluar wadah sama, aklimatisasi ini bertujuan untuk
menyesuaikan naupli dengan perubahan kondisi lingkungan air di bak pemeliharaan
larva.
Nauplius yang
ditebar adalah (N3-N4), hal ini bertujuan agar menekan
gangguan proses metemorfoses sekecil mungkin dari stadia naupli ke stadia Zoea 1
, karena pada proses pemeliharaan larva udang vaname sering dikenal
dengan istilah Zoea Sindrome atau zoea lemah. Dimana pada fase ini larva
kelihatan lemah dan tubuh kotor yang dapat menyebabkan kematian hingga 10%.
Perkembangan Larva
Larva akan berkembang sempurna
dengan kondisi suhu 26 – 28 OC, oksigen terlarut 5-7 mg/l, salinitas
35 ppt, sesuai dengan kondisi alamnya. Setelah menetas larva akan berkembang
menjadi 3 stadia yaitu nauplius, zoea mysis, setelah itu larva akan berkembang
menjadi stadia post larva (PL). waktu yang diperlukan untuk perubahan nauplius
1 sampai N6 diperlukan waktu 48 jam, sedangkan perubahan zoea1-zoea3
membutuhkan waktu 3-4 hari, demikian halnya dengan stadia mysis
memerlukan waktu perubahan dari mysis1-mysis3 adalah 3-4 hari.
Pemberian Pakan
Jenis
pakan yang diberikan pada udang vaname selama pemeliharaan ada dua jenis yaitu
pakan alami ( Phytoplankton dan Zooplankton) dan pakan buatan (komersil). Jenis
pakan alami yang diberikan adalah
Chaetoceros ceratos dan Artemia salina. Pemberian Chaetoceros dilakukan mulai
stadia Zoea 1 sampai stadia Mysis 3. sedangkan pada stadia naupli belum
diberikan pakan karena pada stadia ini larva masih memanfaatkan kuning telur
sebagai pensuplai makanan.
Chaetoceros merupakan jenis alga dari kelompok
diatomae, dimana alga ini mempunyai kelebihan dibandingkan beberapa jenis
diatom lainnya yaitu mengandung HUFA dan Omega 3 yang dapat meningkatkan anti
body yang sangat dibutuhkan oleh larva udang terutama pada fase transisi
seperti stadia naupli ke zoea. Dimana fase ini dikenal dengan istilah zoea
syndrome ( zoea lemah) dosis pakan alami yang diberikan pada stadia zoea 1-
mysis 3 adalah 50.000 sel/ml sampai 100.000 sel/ml. sedangkan PL1 sampai PL 5
minimal 50.000 sel/ml. Dengan frekuensi pemberian 2 kali/hari.
Pakan alami dari
jenis zooplankton yang diberikan pada larva adalah Artemia salina dengan cara
dilakukan pengkulturan. Pakan ini diberikan pada M3-PL1 dengan kepadatan 3-4
individu/ml, pada PL2-PL5 dengan kepadatan 8-10 individu/ml, dan pada PL6-PL10
dengan kepadatan 10-11 individu/ml dengan frekuensi pemberian 3 kali/hari
Selain pakan
alami selama proses pemeliharaan larva udang vaname diberikan juga pakan
tambahan berupa pakan komersil yang tujuannya untuk menjaga agar tidak sampai
terjadi Under Feeding selama pemeliharaan larva dengan frekuensi pemberian 6
kali/hari
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan
kualitas air pada masa pemeliharaan larva udang vaname dilakukan dengan
beberapa cara yaitu monitoring, pengecakan kualitas air, pergantian air dan
penyiponan. Monitoring kualitas air dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari,
parameter yang dimonitoring adalah suhu dengan tujuan agar selama masa
pemeliharaan proses metabolisme dan metamorfosa larva lancar yaitu berkisar
29-32 OC. Sedangkan untuk pengecekan parameter kualitas air dilakukan pada
setiap pergantian stadia. Ph berkisar 7,5-8,5, salinitas berkisar 29-30 ppt dan
kadar nitrit maksimal 0,1 ppm.
Sedangkan
pergantian air dan penambahan air secara sirkulasi dengan cara melihat secara
visual, bila permukaan air telah banyak gelembung busa yang telah menumpuk dan
gelembung tersebut tidak dapat pecah, ini diasumsikan air pada kondisi jenuh
dan telah terjadi banyak perombakan-perombakan gas didalam air. Pengisian air
pada awal penebaran sekitar 30% dari kapasitas wadah, pada stadia zoea
ditambahkan sampai 70%, stadia misis 80% dan stadia P dan L 100%.
Pergantian
air dilakukan setelah mencapai mysils 3 sampai dengan PL 5 berkisar 10-30% dan
PL 5 sampai dengan panen 30-50% dari volume wadah yang terisi. Hal ini juga
dilakukan berdasarkan pengamatan warna perairan secara visual bila terjadi blooming
plankton atau banyak larva yang mati. Selain
water excange juga dilakukan penyiponan. Penyiponan dilakukan cara
melihat secara visual bila dasar bak pemelliharaan larva banyak mengendap
kotoran didasar bak.
Pengamatan Kondisi dan Perkembangan Larva
Pengamatan
dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik dan perkembangan tubuh larva yang
dapat digunakan untuk mengestimasi populasi sehingga dapat menentukan jumlah
pakan yang diberikan. Pengamatan dilakukan secara makroskopis dan mikkrospis.
Pengamatan makroskopis dilakukan secara visual dengan mengambil sampel langsung
dari bak pemeliharaan, hal yang diamati kondisi tubuh larva, pigmentasi, usus,
sisa pakan, kotoran.
Pengamatan
mikrokospis dilakukan dengan cara mengambil sempel dan diletakkan dalam obyek
glass kemudian diamati dibawah mikroskop. Pengamatan ini dilakukan untuk
mengamati morfologi tubuh larva, keberadaan parasit, pathogen. Selain itu
dilakukan juga sampling populasi untuk menentukan kepadatan populasi yang berguna
dalam penentuan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh larva.
Pengendalian
Penyakit
Pengendalian
penyakit dilakujkan dengan menggunakan prinsip dasar yaitu tindakan pencegahan
dan pengobatan. Tindakan pencegahan
dilakukan dengan cara mulai dari penerapan biosecuriti dengan menggunakan PK
(Kalium Permanganat) sebanyak 1,5 ppm yang ditempatkan di pintu masuk sebelum
masuki ruangan. Juga sanitasi peralatan yang dilakukan sebelum dan sesudah
digunakan pemakaian peralatan dengan cara dipping
menggunakan formalin 100 ppm. Pada pemeliharaan
larva dilakukan juga pemberian obat-obatan yang aman seperti Treflan,
Iodin atau EDTA setiap tiga hari sekali.
Selain kegiatan
di atas skrining induk juga sangat
penting dilakukan karena induk yang terserang penyakit akan menularkan
penyakitnya. Selain itu kegiatan pengelolaan kualitas air mulai dari
filterisasi, Ozonisasi, Peyinaran UV
sangat menunjang dalam menginhdari wabah
penyakit.
Jenis organisme
yang umumnya menyerang larva udang vaname adalah golongan protozoa, virus,
jamur, bakteri dan cacing. Salah satu penyakit larva yang sulit dilakukan
pencegahan dan pengobatan adalah dari golongan virus yaitu IHHNV ( Infectious
Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus), WSSV (White Spote Syndrome Virus)
dan YHV (Yellow Head Virus) penanggulanganya adalah pemusnahan agar tidak
menyebar ke tempat lain.

Pemanenan Benur
Pemanenan benur
dilakukan dimulai pada stadia PL 10 atau ukuran Pl mencapai 1 cm dan yang telah
memenuhi kreteria-kreteria benur yang siap dipanen. Panen benur dapat dilakukan
secara total atau selektif tergantung banyaknya permintaan pembeli. Benur yang
telah dipanen dipindahkan ketempat pengemasan dengan diberi aerasi dan
selanjutnya dikemas dengan kantong plastiik dan diberi Oxigen

Gambar Pengemasan
Benur
terimakasih pak
ReplyDeleteterimakasih pak
ReplyDeleteby sukma
makasih pak atas materinya
ReplyDeleteterimaksih pak atas materinya
ReplyDeleteby A.haeratul mulyana
makasih pak untuk materinya
ReplyDeleteby.musfira
Kondisi air dlm budidaya udang vaname,apakah asin,payau atau tawar
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemakasih untuk materinya pak
ReplyDeletematerinya sangat bermanfaat
mksh ilmunya..
ReplyDeletedari: Muh. Azhar
makasih pak materinya
ReplyDeleteby fitri alfridah
Terimakasih atas infonya saya sangat tertarik,salam dari muara gembong bekasih
ReplyDeleteTerima kasih pak ilmunya...
ReplyDeletemkasih pak
ReplyDeletemakasih pak
ReplyDeletemakasih pak maharani
ReplyDeleteterimah kasih pak #fitriani kutba
ReplyDeleteMaksih pak
ReplyDeleteMakasih banyak pak materinya
ReplyDeleteBy magfirah mutmainna
hadir pak
ReplyDelete#DIANDRA
Hadir pak
ReplyDeleteHadir pak
ReplyDelete#Reza alfira
Terimakasih pak
ReplyDeleteTerima kasih pak
ReplyDeleteTerimakasih pak
ReplyDeleteTerima kasih pak
ReplyDeleteMuh.aqsan
terimah kasih pak
ReplyDelete#adrianti
terima kasih pak
ReplyDeleteTerima Kasih pak...
ReplyDelete#Husnifia Hidayat
terima kasih pak
ReplyDeletewhiwy amianarty
Terima Kasih pakk atas materinya :)
ReplyDelete#Risma
Makasih pak
ReplyDeleteBy; Nurfahmi
Makasih pak ...
ReplyDeleteBy; Wahdaniatul Amin
mksih pak ilmunya
ReplyDelete#Alfin Fitra
Terima Kasih banyak Pak!
ReplyDelete#Yesriel
Terimakasih pak ilmumyaa
ReplyDeleteBismillah.
ReplyDeleteMaa syaa Allah. Terima kasih banyak atas ilmunya pak. Smoga berkah. Aamiin.
By : A. Dewi Yulianthi
Alumni SUPMN BONE ANGKATAN 31.
tugas sdh pak
ReplyDelete#asniar
tasyaa siap pak
ReplyDeletemakasih pak
ReplyDelete@agung
faisal siap pak
ReplyDelete#tugas pakan
elisia pak
ReplyDeleteafdal juga pak
ReplyDelete#tugas pakan
MARDATILLAH pk.APAPL 2
ReplyDelete*tugas pakan
MARDATILLAH pk APAPL 2
ReplyDelete*tugas pakan
Adwiniar aryanti pak
ReplyDelete#tugas pakan
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteASS pak
ReplyDeleteTugaS pakan
Nur fadilla
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNurfadillah apapl 3
ReplyDelete#tugas pakan
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteassalamualaikum pk...
ReplyDeleteROSNITA APAPL 2
Tugas pakan
assalamualaikum pak
ReplyDeleteiftitah naura amaliah 1 APAPL 2
tugas pakan buatan
ferawati
ReplyDelete1 APAPL 3
#tugas pakan
nova depri wulandari
ReplyDelete1 apapl 2
konfir tugas pakan pakan
Assalamu alaikum wr.wb pak
ReplyDelete#Tugas Pakan
Ikhlas Shihab
I APAPL 2
Terimakasih banyak ini sebagai bahan pembanding dilapangan.
ReplyDelete