Monday, December 28, 2015

PEMBENIHAN VANAME

PEMBENIHAN UDANG VANNAME
 (Litopenaeus vannamae)



Pendahuluan

Udang vaname ( Litopenaeus vannamae ) termasuk genus Penaeus hidup diparairan Amerika dan merupakan salah satu udang putih yang cukup komersial. Banyak dibudidayakan di Amerika dan kemudian merambah ke Asia Tenggara. Dipilihnya udang vaname disebabkan beberapa factor yaitu : (1) sangat diminati di pasaran Amerika (2) lebih tahan terhadap penyakit dibanding udang putih lainnya (3) pertumbuhan lebih cepat dalam budidaya (4) mempunyai toleransi yang lebar terhadap kondisi lingkungan.

Taksonomi

Menurut Wyban dan Sweeny (1991), taksonomi udang vaname adalah sebagai berikut:
Philum                     : Arthropoda
Class                        : Crustacea
Sub class                : Malacostraca
Series                      : Eumalacostraca
Super ordo              : Eucarida
Ordo                         : Decapoda
Super famili                        : Penaeioidea
Famili                       : Penaeidae
Genus                      : Penaeus
Sub genus              : Litopenaeus
Species                   : vannamae
Udang vaname termasuk crustacean, ordo decapoda seperti halnya udang lainnya, lobster dan kepiting.

Kebiasaan makan

Udang vaname cenderung omnivorus atau detritus feeder. Dari studi yang dilakukan isi pencernaan terdiri dari carnivor di alam, jasad renik/crustacea kecil . pada tambak intensif dimana tidak ada jasad renik, udang akan memangsa makanan yang diberikan atau detritus
Pada tambak yang alami, alga yang berkembang pada kolam air adalah sumber nutrisi yang penting bagi udang vaname dan meningkatkan pertumbuhan sebesar 50 % dibanding tambak yang jernih. Udang vaname tidak makan sepanjang hari tetap hanya beberapa waktu sepanjang hari. Dari penelitian membuktikan bahwa pemberian pakan beberapa kali sehari memberikan pertumbuhan yang lebih baik.
Udang vaname membutuhkan pakan dengan 35 % kandungan protein, lebih rendah dari pada yang dibutuhkan oleh udang windu. Pakan yang mengandung ikan dan cumi-cumi akan memacu pertumbuhan.


Siklus Hidup

Secara alami vaname termasuk katadromus, yaitu udang dewasa hidup dilaut terbuka dan udang mudah migrasi ke arah pantai. Dihabitat aslinya vaname matang gonad (matur) kawin (mating) dan bertelur (spawning) berada pada perairan dengan kedalaman sekitar 70 meter di amerika selatan dengan suhu 26-28 0C dan salinitas 35 ppt. Telur menetas dan berkembang di laut dalam. Post larva udang vaname bergerak mendekati pantai dan menetap di dasar estuaria. Setelah beberapa di estuaria udang nuda kembali ke lingkungan laut.


MANAJEMEN PENGELOLAAN INDUK
PENGADAAN INDUK


Pada awalnya induk vaname yang digunakan adalah induk impor dari hawai dan florida. Perkembangan selanjutnya akibat tingginya permintaan benur dan cepatnya perkembangan gonade induk hasil domestika, maka sebagian hatchery mulai menggunakan induk hasil budidaya tambak.
Induk vaname yang digunakan adalah induk luar negeri yang telah disertifikasi dan induk hasil budidaya yang mengikuti kaidah pemuliaan dan terpantau (RSNI induk udang vaname, 2004)
Kreteria induk yang baik antara lain”
1. ukuran betina                    :  > 18 cm
2. ukuran jantan                    :  > 17 cm
3. ukuran berat bentina        :  > 40 gram
4. ukuran berat jantan          :  > 35 gram
5. sehat dan tidak cacat
6. warna cerah
7. organ reproduksi dalam kondisi baik

Pematangan gonad


Induk dari pengangkutan dimasukkan ke bak pematangan/maturasi dengan kepadatan 8 ekor/m2 . perkembangan gonad udang dapat dipacu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pakan, yaitu dengan memberikan pakan yang mengandung protein tinggi. Pakan segar yang dapat diberikan adalah cacing laut (Nereis sp), cacing tanah (Lumbricus sp), tiram/kerang-kerangan dengan jumlah untuk cacing 9% dan kerang-kerangan 16% dari total biomas per hari. Disamping intensif pakan juga dilakukan ablasi mata terhadap induk betina yang dapat dilakukan dengan beberapa metode ablasi.
Perkembangan gonad udang vaname ditandai dengan perkembangan ovari yang terletak pada bagian dorsal dan berwarna orange, sedangkan pada jantan kematangan gonad terlehat jelas pada kantong sperma yang berwarna putih bening berisi sperma.

Perkawinan


Pada udang penaeus mating (perkawinan) terjadi pada waktu udang sedang molting dan udang belum berkembang ovarinya, sehingga sperma yang dikeluarkan disimpan pada telikum. Tetapi pada udang vaname, mating terjadi setelah udang betina matang ovarinya yang terlihat berwarna orange dan mengeluarkan feromone. Dengan feromone inilah udang jantan dirangsang untuk melakukan perkawinan serta sperma yang dikeluarkan ditempelkan pada telicum bagian luar, sehingga 1-2 jam kemudian udang betina akan segera mengeluarkan telur dan terjadi pembuahan. Dengan sistem reproduksi yang dimiliki udang vaname baik jantan maupun betina, maka perkawinan dilakukan di luar tubuh. Perkawinan biasa terjadi sebelum dan sesudah matahari terbenam dan Proses perkawinan senidiri melalui 4 tahap atau fase. Yaitu pendekatan, perangkakan, pengejaran dan matinng.
Melihat tingkah laku mating dari vaname maka dapat dilakukan 2 metode perkawinan.
  1. metode pertama induk betina dan jantan dipisah setelah induk betina matang gonad dilakukan seleksi pukul (15.00 – 17.00) baru kemudian dipindahkan ke bak induk jantan, setelah mating induk segera diambil dan dipindahkan ke bak spawning  pukul (20.00 – 22.00)
  2. metode kedua induk betina dan jantan di campur dalam satu bak, setelah induk betina matang gonad dan terjadi mating maka segera di ambil dan dipindahkan ke bak spawning. Perbandingan jantan dan betina 1 : 1 dengan kepadatan 8 ekor/m2 .
Pemijahan dan Penetasan


Prosentase pembuahan dan penetasan sangat ditentukan oleh kualitas sperma dan kemampuan penempelan pada telikum serta media penetasan (suhu dan salinitas) beberapa kegagalan yang mungkin terjadiadalah tidak terjadinya pembuahan yang disebabkan induk betina belum matang telur atau rusaknya spermatofor.Induk yang telah kawin dicirikan adanya penempelan sperma pada telikum. Padat tebar pada bak pemijahan 4 ekor/m2.
1-2 jam kemudian induk akan melepaskan telurnya. Proses spawning biasanya sekitar 2 menit . selama itu udang akan berenang perlahan pada kolam air dan menyemprotkan seluruh telur dan ovary. Selama telur disemprotkan udang betina dengan cepat akan mencampur dengan sperma yang melekat pada tilikum dengan menggunakan kaki renang.  Keesokan harinya induk diangkat dan dikembalikan ke bak pamatangan, sedangkan telurnya diberi aerasi merata dan dibersihkan dari kotoran-kotoran dan lendir-lendir yang tertinggal. Telur akan menetas 16 – 18 jam.







TEKNIK PENENGANAN LARVA UDANG VANAME


Persiapan bak pemeliharaan larva

Bak pemeliharaan larva dilapisi dengan cat U-Poxy berwarna biru muda dan dilengkapi dengan pipa saluran udara (instalasi aerasi),instalasi air laut,instalasi alga, dan saluran pengeluaran yang dilkengkapi saringan sirkulasi dan pipa goyang, serta terpal sebagai penutup agar suhu stabil selama proses pemeliharaan larva. Kemiringan bak adalah 2-5%, hal ini bertujuan untuk mrmudahkan dalam pengeringan. Adapun sistem aerasi pada bak pemeliharaan larva menggunakan aerasi gantung dengan jarak antara titik 40 cm dan jarak dari dasar bak adalah 5 cm agar sisa pakan dan kotoran tidak teraduk.
.Pencucian bak dilakukan dengan menggunaknan kaporit 60%sebanyak 100 ppm yang dicampur dengan deterjen 5 ppm dan dilarutkan dengan air tawar pada wadah berupa ember kemudian dinding dan dasar bak digosok-gosok dengan menggunakan scoring pad dan dibilas dengan air tawar hingga bersaih dan kemudian dilakukan pengeringanselama dua hari

Penebaran Nauplius

Penebaran nauplius dilakukan pada pagi hari dengan tujuan untuk menghindari perubahan suhu yang terlalu tinggi dengan cara aklimatisasi 30 menit atau sampai suhu didalam wadah dengan suhu diluar wadah sama, aklimatisasi ini bertujuan untuk menyesuaikan naupli dengan perubahan kondisi lingkungan air di bak pemeliharaan larva.
Nauplius yang ditebar adalah (N3-N4), hal ini bertujuan agar menekan gangguan proses metemorfoses sekecil mungkin dari stadia naupli ke stadia Zoea 1 , karena pada proses pemeliharaan larva udang vaname sering dikenal dengan istilah Zoea Sindrome atau zoea lemah. Dimana pada fase ini larva kelihatan lemah dan tubuh kotor yang dapat menyebabkan kematian hingga 10%.

Perkembangan Larva

Larva akan berkembang sempurna dengan kondisi suhu 26 – 28 OC, oksigen terlarut 5-7 mg/l, salinitas 35 ppt, sesuai dengan kondisi alamnya. Setelah menetas larva akan berkembang menjadi 3 stadia yaitu nauplius, zoea mysis, setelah itu larva akan berkembang menjadi stadia post larva (PL). waktu yang diperlukan untuk perubahan nauplius 1 sampai N6 diperlukan waktu 48 jam, sedangkan perubahan zoea1-zoea3 membutuhkan waktu 3-4 hari, demikian halnya dengan stadia mysis memerlukan waktu perubahan dari mysis1-mysis3 adalah 3-4 hari.


Pemberian Pakan


Jenis pakan yang diberikan pada udang vaname selama pemeliharaan ada dua jenis yaitu pakan alami ( Phytoplankton dan Zooplankton) dan pakan buatan (komersil). Jenis pakan  alami yang diberikan adalah Chaetoceros ceratos dan Artemia salina. Pemberian Chaetoceros dilakukan mulai stadia Zoea 1 sampai stadia Mysis 3. sedangkan pada stadia naupli belum diberikan pakan karena pada stadia ini larva masih memanfaatkan kuning telur sebagai pensuplai makanan.
Chaetoceros merupakan jenis alga dari kelompok diatomae, dimana alga ini mempunyai kelebihan dibandingkan beberapa jenis diatom lainnya yaitu mengandung HUFA dan Omega 3 yang dapat meningkatkan anti body yang sangat dibutuhkan oleh larva udang terutama pada fase transisi seperti stadia naupli ke zoea. Dimana fase ini dikenal dengan istilah zoea syndrome ( zoea lemah) dosis pakan alami yang diberikan pada stadia zoea 1- mysis 3 adalah 50.000 sel/ml sampai 100.000 sel/ml. sedangkan PL1 sampai PL 5 minimal 50.000 sel/ml. Dengan frekuensi pemberian 2 kali/hari.
Pakan alami dari jenis zooplankton yang diberikan pada larva adalah Artemia salina dengan cara dilakukan pengkulturan. Pakan ini diberikan pada M3-PL1 dengan kepadatan 3-4 individu/ml, pada PL2-PL5 dengan kepadatan 8-10 individu/ml, dan pada PL6-PL10 dengan kepadatan 10-11 individu/ml dengan frekuensi pemberian 3 kali/hari
Selain pakan alami selama proses pemeliharaan larva udang vaname diberikan juga pakan tambahan berupa pakan komersil yang tujuannya untuk menjaga agar tidak sampai terjadi Under Feeding selama pemeliharaan larva dengan frekuensi pemberian 6 kali/hari

Pengelolaan Kualitas Air


Pengelolaan kualitas air pada masa pemeliharaan larva udang vaname dilakukan dengan beberapa cara yaitu monitoring, pengecakan kualitas air, pergantian air dan penyiponan. Monitoring kualitas air dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari, parameter yang dimonitoring adalah suhu dengan tujuan agar selama masa pemeliharaan proses metabolisme dan metamorfosa larva lancar yaitu berkisar 29-32 OC. Sedangkan untuk pengecekan parameter kualitas air dilakukan pada setiap pergantian stadia. Ph berkisar 7,5-8,5, salinitas berkisar 29-30 ppt dan kadar nitrit maksimal 0,1 ppm.
Sedangkan pergantian air dan penambahan air secara sirkulasi dengan cara melihat secara visual, bila permukaan air telah banyak gelembung busa yang telah menumpuk dan gelembung tersebut tidak dapat pecah, ini diasumsikan air pada kondisi jenuh dan telah terjadi banyak perombakan-perombakan gas didalam air. Pengisian air pada awal penebaran sekitar 30% dari kapasitas wadah, pada stadia zoea ditambahkan sampai 70%, stadia misis 80% dan stadia P dan L 100%.
Pergantian air dilakukan setelah mencapai mysils 3 sampai dengan PL 5 berkisar 10-30% dan PL 5 sampai dengan panen 30-50% dari volume wadah yang terisi. Hal ini juga dilakukan berdasarkan pengamatan warna perairan secara visual bila terjadi blooming plankton atau banyak larva yang mati. Selain  water excange juga dilakukan penyiponan. Penyiponan dilakukan cara melihat secara visual bila dasar bak pemelliharaan larva banyak mengendap kotoran didasar bak.  


Pengamatan Kondisi dan Perkembangan Larva

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik dan perkembangan tubuh larva yang dapat digunakan untuk mengestimasi populasi sehingga dapat menentukan jumlah pakan yang diberikan. Pengamatan dilakukan secara makroskopis dan mikkrospis. Pengamatan makroskopis dilakukan secara visual dengan mengambil sampel langsung dari bak pemeliharaan, hal yang diamati kondisi tubuh larva, pigmentasi, usus, sisa pakan, kotoran.
Pengamatan mikrokospis dilakukan dengan cara mengambil sempel dan diletakkan dalam obyek glass kemudian diamati dibawah mikroskop. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati morfologi tubuh larva, keberadaan parasit, pathogen. Selain itu dilakukan juga sampling populasi untuk menentukan kepadatan populasi yang berguna dalam penentuan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh larva.

Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit dilakujkan dengan menggunakan prinsip dasar yaitu tindakan pencegahan dan pengobatan.  Tindakan pencegahan dilakukan dengan cara mulai dari penerapan biosecuriti dengan menggunakan PK (Kalium Permanganat) sebanyak 1,5 ppm yang ditempatkan di pintu masuk sebelum masuki ruangan. Juga sanitasi peralatan yang dilakukan sebelum dan sesudah digunakan pemakaian peralatan dengan cara dipping menggunakan formalin 100 ppm. Pada pemeliharaan  larva dilakukan juga pemberian obat-obatan yang aman seperti Treflan, Iodin atau EDTA setiap tiga hari sekali.
Selain kegiatan di atas skrining induk juga sangat penting dilakukan karena induk yang terserang penyakit akan menularkan penyakitnya. Selain itu kegiatan pengelolaan kualitas air mulai dari filterisasi, Ozonisasi,  Peyinaran UV sangat menunjang dalam menginhdari  wabah penyakit.
Jenis organisme yang umumnya menyerang larva udang vaname adalah golongan protozoa, virus, jamur, bakteri dan cacing. Salah satu penyakit larva yang sulit dilakukan pencegahan dan pengobatan adalah dari golongan virus yaitu IHHNV ( Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus), WSSV (White Spote Syndrome Virus) dan YHV (Yellow Head Virus) penanggulanganya adalah pemusnahan agar tidak menyebar ke tempat lain.
Pemanenan Benur

Pemanenan benur dilakukan dimulai pada stadia PL 10 atau ukuran Pl mencapai 1 cm dan yang telah memenuhi kreteria-kreteria benur yang siap dipanen. Panen benur dapat dilakukan secara total atau selektif tergantung banyaknya permintaan pembeli. Benur yang telah dipanen dipindahkan ketempat pengemasan dengan diberi aerasi dan selanjutnya dikemas dengan kantong plastiik dan diberi Oxigen















Gambar Pengemasan Benur

58 comments:

  1. terimaksih pak atas materinya
    by A.haeratul mulyana

    ReplyDelete
  2. makasih pak untuk materinya
    by.musfira

    ReplyDelete
  3. Kondisi air dlm budidaya udang vaname,apakah asin,payau atau tawar

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. makasih untuk materinya pak
    materinya sangat bermanfaat

    ReplyDelete
  6. makasih pak materinya
    by fitri alfridah

    ReplyDelete
  7. Terimakasih atas infonya saya sangat tertarik,salam dari muara gembong bekasih

    ReplyDelete
  8. terimah kasih pak #fitriani kutba

    ReplyDelete
  9. Makasih banyak pak materinya
    By magfirah mutmainna

    ReplyDelete
  10. Hadir pak
    #Reza alfira

    ReplyDelete
  11. Terima Kasih pakk atas materinya :)
    #Risma

    ReplyDelete
  12. Bismillah.
    Maa syaa Allah. Terima kasih banyak atas ilmunya pak. Smoga berkah. Aamiin.

    By : A. Dewi Yulianthi
    Alumni SUPMN BONE ANGKATAN 31.

    ReplyDelete
  13. MARDATILLAH pk.APAPL 2
    *tugas pakan

    ReplyDelete
  14. MARDATILLAH pk APAPL 2
    *tugas pakan

    ReplyDelete
  15. Adwiniar aryanti pak
    #tugas pakan

    ReplyDelete
  16. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  17. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  18. Nurfadillah apapl 3
    #tugas pakan

    ReplyDelete
  19. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  20. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  21. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  22. assalamualaikum pk...
    ROSNITA APAPL 2
    Tugas pakan

    ReplyDelete
  23. assalamualaikum pak
    iftitah naura amaliah 1 APAPL 2
    tugas pakan buatan

    ReplyDelete
  24. nova depri wulandari
    1 apapl 2
    konfir tugas pakan pakan

    ReplyDelete
  25. Assalamu alaikum wr.wb pak
    #Tugas Pakan
    Ikhlas Shihab
    I APAPL 2

    ReplyDelete
  26. Terimakasih banyak ini sebagai bahan pembanding dilapangan.

    ReplyDelete