Wednesday, December 2, 2015

PEMBENIHAN IKAN BARONANG









BAB II





PEMBENIHAN IKAN BARONANG
(Siganus sp)


































I. BIOLOGI IKAN BARONANG
(Siganus spp)

Ikan Baronang (Siganidae) adalah ikan yang hidupnya berkelompok dan dapat dijumpai di daerah pantai ataupun daerah terumbu karang. Ikan ini tersebar luas di daerah kawasan Indo Pasifik dan mempunyai beberapa keistimewaan, yaitu dagingnya enak dan gurih. Ikan ini bersifat Primary herbivora tetapi memakan juga pellet. Ikan ini mempunyai toleransi besar terhadap salinitas maupun suhu.
Ikan Baronang adalah pemakanan tumbuh-tumbuhan, hal ini sesuai dengan morfologi dari gigi danm saluran pencernaan yaitu, mulutnya kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempumyai permukaan yang luas
a. Sumber air laut bersih dan jernih sepanjang tahun.
b. Bebas dari pencemaran.
c. Dasar perairan laut berpasir atau berkarang.
d. Dekat dengan lokasi pemasaran/pemasok indukDi alam ikan Baronang dewasa memakan jenis rumput laut yaitu, Enhalus sp, Padina sp, Sargassum halopyla, sedangkan Baronang juwana lebih menyukai algae dari genera Entoromorpha, Teldmannia, dan Derbisia. Berbeda dengan Baronang yang hidup di perairan bebas , ikan yang tertangkap dan dibudidayakan mampu memakan apa saja yang diberikan seperti pellet, tepung tapioka, tepung ikan, daging ikan, molussca, kangkung, dll.







     Baronang tulis (Siganus javus)                     Baronang lada (Siganus guttatus)


                     



                               Baronang lingkis (Siganus canaliculatus)

II. MANAGEMENT INDUK


A. Sumber Induk
Calon induk yang digunakan dapat berasal dari berbagai tempat antara lain penangkapan dari alam, pemeliharaan dari jaring apung atau tambak serta dari pemeliharaan di bak terkontrol. Penangkapan induk di alam dapat menggunakan peralatan seperti bubu, sero, gilt net, dll.




B. Transportasi induk
Transportasi induk ke Hatchery sebaiknya diterapkan cara terbuka dengan menggunakan bak fibre glass. Selama pengangkutan diberi aerasi dan dijaga agar salinitas dan suhu pengangkutan tetap stabil (diberi penutup atau peneduh)

C. Seleksi Induk
Ikan Baronang yang akan digunakan sebagai calon induk harus memenuhi kreteria sebagai berikut:
- Umur                              : 2 – 3 tahun
- Berat                              : - 200 gr/ek untuk Siganus guttatus
                                            - 100 gr/ek untuk Siganus canaliculatus
                                            - 500 gr/ek untuk Siganus javus
- Sehat , tidak cacat

D. Pemeliharaan Induk
 Induk atau calon induk ikan Baronang dapat dipelihara pada:
1. Kurung apung dengan ukuran            : 2 x 2 x 2 mtr atau 3 x 3 x 3 mtr
2. Bak beton dengan ukuran         :  minimal 10 m3  dan kedalaman air min 1 mtr.
Padat pemeliharaan adalah 1,5 kg/m3 dengan volume pergantian air 100%. Pakan yang diberikan berupa pellet (most pellet) dengan kadar protein ± 30%. Dosis  atau jumlah pemberian adalah 3 - 5% dari total berat ikan dan diberikan       2 – 3 x/hari
Dalam pemeliharaan/ pematangan induk harus dijaga agar kualitas air tetap stabil, dengan parameter sebagai berikut:
- Suhu                                    : 26 – 31 0C
- Salinitas                  : > 30 ppt
- pH air                       : 7,7 – 8,0
- D.O                           : cukup diaerasi
- Kecerahan              : 100%
sedangkan sisi pakan atau kotoran dapat dibersihkan dengan melakukan penyiponan secara rutin.

III. PEMIJAHAN
Ikan Baronang mempunyai musim pemijahan antara bulan Januari sampai bulan September tergantung spesies dan tempatnya. Beberapa peneiliti spendapat bahwa saat memijah sangat dipengaruhi oleh fase bulan baru, demikian pula pemijahan alami yang terjadi dalam teknik percobaan.

A.    Pemijahan Alami
Induk –induk matang telur hasil pembesaran dalam kurungan apung dipindahkan ke dalam bak-bak pemijahan dengan volume air ± 3 m3 .Perbandingan induk jantan dangan induk betina yang ideal adalah 1 : 1, dengan densitas 1,5 kg/ m3 . induk ikan biasanya memijah pada bulan gelap, antara 5 – 9 hari setelah bulan gelap dan waktu memijah sekitar petang menjelang malam atau dini hari menjelang subuh.
Dengan mempelajari musim pemijahan dan lingkungan tempat pemijahan, para ahli sudah dapat memijahkan ikan Baronang secara alamiah pada bak-bak terkontrol. Adpun parameter atau lingkungan pada bak terkontrol berdasarkan percobaan Trijoko, dkk (1985) adalah sebagai berikut:
- Volume bak               :  600 liter dan 1.750 liter
- Suhu                          :  24 – 32 0C
- Salinitas                     : 30 – 40 ppt
- Sirkulasi                     : Mengalir terus menerus
- Pakan                : Ikan rucah dan alga segar dengan jumlah 2 % berat kering atau 8% berat basah/BB/hari.
Hasil dari percobaan tersebut adalah sbb:
-       Siganus virgatus matang gonad lebih awal, kemudian disusul Siganus canaliculatus, dan yang paling lambat adalah Siganus chrysospilos.
-       Periode kematangan gonad rata-rata 66 – 162 hari.
-       Telur yang dihasilkan mempunyai kualitas cukup baik, hanya telur Siganus canaliculatus yang tidak menetas.

B. Pemijahan Rangsangan
Ikan yang sudah matang telur dirangsang dengan suntikan hormon Gonadotropin. Induk betina disuntik dengan 500 MU (Mouse Unit) dan induk jantan dengan 250 MU. Biasanya setelah 6 – 8 jam ikan akan memijah dan apabila induk ikan tidak mau memijah maka dapat dilakukan pembuahan dengan metode Stripping
C. Pemijahan dengan Stripping
Pada pemijahan dengan metode stripping dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a.  Metode kering
sel telur hasil stipping dari induk betina dicampur dengan sperma. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan bulu ayam/bebek. Setelah itu sel telur dibiarkan selama ± 10 menit , kemudian dicuci air laut yang telah disaring dan disterilkan, setelah itu telur dipindahkan ke dalam tangki penetasan.
b.  Metode Basah
Sel telur dan sperma hasil stripping dicampur dalam air laut yang telah disterilkan dan dibiarkan selama ± 10 menit, kemudian telur dicuci dan dipindahkan pada tangki penetasan.

IV. PENETASAN TELUR

A. Fekunditas
Telur ikan Baronang mempunyai fekunditas yang relatif tinggi. Jumlah telur yang dikandung tergantung pada besarnya induk. Contoh Siganus canaliculatus yang panjang totalnya antara 11-14 cm mempunyai telur sebanyak 300.000 – 400.000 butir.  Variasi jumlah telur dalam ovari ikan yang berukuran 22-27 cm yaitu sebanyak 200.000 – 1.300.000 butir,

B. Pengumpulan Telur
Untuk mengumpulkan telur pada bak pemijahan alami digunakan potongan pkastik gelombang pada dinding dan dasar bak untuk melekat/menempelnya telur Ikan Baronang. Pada pemijahan secara hormonal (Stripping) tidak perlukan potongan plastik gelombang.
Selain dengan cara tersebut, untuk pemijahan secara alami dapat juga dilakukan dengan sitem siphon, yaitu dimana aerasi harus dimatikan dan didiamkan sekitar ± 10 menit, kemudian disiphon.

C. Penetasan Telur
Telur-telur yang telah dibuahi, dimasukkan ke dalam tangki penetasan yang telah diisi dengan air laut bersih. Pada fase ini air dibiarkan menggenang (tidak sirkulasi)dan diberi areasi yang sangat kecil, diatas tangki diberi pelindung agar cahaya tidak terlalu banyak menembus air dalam tangki. Pengamatan perkembangan telur dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel secara hati-hati dalam tangki penetasan dan diperiksa di bawah mikroskop.
Adapun kualitas air yang dianjurkan, adalah :
-Salinitas    : 25 -28% .
-Suhu         : 27 -290C
-pH air        :  normal

V. PEMELIHARAAN LARVA

Setelah telur menetas ( 22 -24 jam)setelah dibuahi air dalam tangki harus segera diganti dengan cara hati-hati yaitu dengan menggunakan pipa plastik dengan diameter ± 1 cm, pada ujungnya diberi saringan agar larva tidak terbawa keluar, sedang pada ujung pipa  yang lainnya dimana air keluar di tampung dalam ember yang ketinggian ember tersebut setinggi permukaan air dalam tangki. Larva yang baru menetas dipindahkan pada bak pemeliharaan atau tidak, apabila bak penetasan juga sebagai bak pemeliharaan. Kepadatan  larva ideal 20 -30 ekor/liter.
1. Management air dalam bak pemeliharaan
a. Penggantian Air
-       Umur < 10 hari         :  tidak diganti air
-       Umur 10 -20 hari      :  50% ganti air
-       Umur > 30 hari         :  ganti air 100 -200 % / hari
b. Penyiponan dasar bak
-       Umur < 7 hari           :  lihat kondisi
-       Umur 7 -20 hari        :  disiphon 2 hari sekali
-       Umur > 21 hari         :  disiphon setiap hari
c. suhu air     : 26 – 30 0C
d. Intensitas cahaya yang ideal    : 800 – 5.000 lux
e. Salinitas air
-       Umur 1 – 20              :  25 -28 ppt
-       Umur 20 -30 hari      :  28 – 30 ppt
-       Umur > 30 hari         :  30 ppt
f. D.O yang ideal                : > 4 ppm
-       Aerasi 1 bh/0,5 – 1 m3.
-       Umur 1 – 15 hari              : perlu udara  0,1 – 2 liter/menit
-       Umur 16 – 30 hari            : perlu udara 2,5 – 10 liter/ menit.
g. pHair                    : 7,6 – 8,6
h. NO2 – N                 : < 0,5 ppm
i. NH3                       : < 0,1 ppm

Jenis Pakan
Hari
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
60
Larva Bivalvia
x
x










Rotifera
x
x
x
x
x
x
x





Artemia



x
x
x
x
x




Copepoda (Tigriopus sp)



x
x
x
x
x




Daging udang/ ikan di cincang




x
x
x
x




Daging udang/ikan







x
x
x
x
x

Untuk mengurangi amonia di dalam bak, diinokulasikan Tetraselmis sp atau Chlorella sp dengan kepadatan 5 x 104 sel/ml ( untuk Chlorella sp)

2. Pemberian pakan
Tabel 2.  Jadwal Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan pada larva ikan Baronang antara lain :
-       Larva bivalvia ( tiram )
-       Rotifera ( Brachionus plicatilis )
-       N aupli Artemia ( Artemia salina )
-       Cepepoda ( Tigriopus sp )
-       Daging ikan / udang
-       Dll.
.Jumlah pakan yang diberikan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :


Tabel 3. Kebutuhan pakan pada larva Siganus spp.
Ukuran Larva
Pakan
Banyaknya
4
6
8
10
15
20
Rotifera
Rotifera
Rotifera
Naupli Artemia
Naupli Artemia
Naupli Artemia
40
150
250
20
80
150

Tabel 4. Kebutuhan pakan Larva Siganus guttatus
umur (hari)
Pakan
Banyaknya
3-6
3-7
7-10
10-15
15-20
20-30
15-30
20-35
30-35
35-60
Larva Bivalvia
Rotifera
Rotifera
Rotifera
Rotifera
Rotifera
Naupli Artemia, Copepoda
Naupli Artemia, Copepoda
Daging udang
Daging udang dan ikan
2-5 ekor/ml +
5 -10 ekor/ml+
10-15 ekor/ml +
15 -20 ekor/ml+
40-50 ekor/ml +
50 ekor/ml+
0,5 ekor/ml +
1-2 ekor/ml+
5-10 ekor/ml +
80-100 ekor/ml+++

Keterangan:
+ Densitas yang diusahakan tetap jumlahnya
++ Jumlah total dalam satu hari (2-4 xsehari)
+++ Jumlah total dalam satu hari (4-5 x sehari)
PERTANYAAN
  1. Jelaskan Teknik penanganan induk ikan Baronang
  2. jelaskan teknik pemijahan induk ikan Baronang
  3. jelaskan teknik pemeliharaan larva ikan Baronang
  4. jelaskan teknik  jelaskan teknik pengangkutan benih ikan Baronang

Tugas:
  1. Lakukan kegiatan pemeliharaan induk dan buatlah laporanya dalam bentuk kelompok.
  2. lakukan proses pengemasan benih ikan Baronang
























6 comments: