
BAB II

PEMBENIHAN IKAN BARONANG
(Siganus sp)

I. BIOLOGI IKAN BARONANG
(Siganus spp)
Ikan
Baronang (Siganidae) adalah ikan yang hidupnya berkelompok dan dapat dijumpai
di daerah pantai ataupun daerah terumbu karang. Ikan ini tersebar luas di
daerah kawasan Indo Pasifik dan mempunyai beberapa keistimewaan, yaitu
dagingnya enak dan gurih. Ikan ini bersifat Primary herbivora tetapi memakan
juga pellet. Ikan ini mempunyai toleransi besar terhadap salinitas maupun suhu.
Ikan
Baronang adalah pemakanan tumbuh-tumbuhan, hal ini sesuai dengan morfologi dari
gigi danm saluran pencernaan yaitu, mulutnya kecil, mempunyai gigi seri pada
masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak
tebal, usus halusnya panjang dan mempumyai permukaan yang luas
a. Sumber air laut bersih dan jernih
sepanjang tahun.
b. Bebas dari pencemaran.
c. Dasar perairan laut berpasir atau
berkarang.
d. Dekat dengan lokasi
pemasaran/pemasok indukDi alam ikan Baronang dewasa memakan jenis rumput laut
yaitu, Enhalus sp, Padina sp, Sargassum halopyla, sedangkan Baronang juwana
lebih menyukai algae dari genera Entoromorpha, Teldmannia, dan Derbisia.
Berbeda dengan Baronang yang hidup di perairan bebas , ikan yang tertangkap dan
dibudidayakan mampu memakan apa saja yang diberikan seperti pellet, tepung
tapioka, tepung ikan, daging ikan, molussca, kangkung, dll.


Baronang tulis (Siganus javus) Baronang
lada (Siganus guttatus)

Baronang
lingkis (Siganus canaliculatus)
II. MANAGEMENT INDUK
A. Sumber Induk
Calon
induk yang digunakan dapat berasal dari berbagai tempat antara lain penangkapan
dari alam, pemeliharaan dari jaring apung atau tambak serta dari pemeliharaan
di bak terkontrol. Penangkapan induk di alam dapat menggunakan peralatan
seperti bubu, sero, gilt net, dll.
B. Transportasi induk
Transportasi
induk ke Hatchery sebaiknya diterapkan cara terbuka dengan menggunakan bak
fibre glass. Selama pengangkutan diberi aerasi dan dijaga agar salinitas dan
suhu pengangkutan tetap stabil (diberi penutup atau peneduh)
C. Seleksi Induk
Ikan
Baronang yang akan digunakan sebagai calon induk harus memenuhi kreteria
sebagai berikut:
- Umur : 2 – 3 tahun
- Berat : - 200 gr/ek untuk Siganus
guttatus
- 100
gr/ek untuk Siganus canaliculatus
- 500 gr/ek untuk Siganus javus
- Sehat , tidak
cacat
D. Pemeliharaan Induk
Induk atau calon induk ikan Baronang dapat
dipelihara pada:
1. Kurung apung dengan ukuran : 2 x 2 x 2 mtr atau 3 x 3 x 3 mtr
2. Bak beton dengan ukuran :
minimal 10 m3 dan
kedalaman air min 1 mtr.
Padat pemeliharaan adalah 1,5 kg/m3
dengan volume pergantian air 100%. Pakan yang diberikan berupa pellet
(most pellet) dengan kadar protein ± 30%. Dosis atau jumlah pemberian
adalah 3 - 5% dari total berat ikan dan diberikan 2 – 3 x/hari
Dalam pemeliharaan/ pematangan induk
harus dijaga agar kualitas air tetap stabil, dengan parameter sebagai berikut:
- Suhu : 26 – 31 0C
- Salinitas : > 30 ppt
- pH air : 7,7 – 8,0
- D.O : cukup diaerasi
- Kecerahan : 100%
sedangkan sisi pakan atau kotoran
dapat dibersihkan dengan melakukan penyiponan secara rutin.
III. PEMIJAHAN
Ikan
Baronang mempunyai musim pemijahan antara bulan Januari sampai bulan September
tergantung spesies dan tempatnya. Beberapa peneiliti spendapat bahwa saat
memijah sangat dipengaruhi oleh fase bulan baru, demikian pula pemijahan alami
yang terjadi dalam teknik percobaan.
A. Pemijahan Alami
Induk
–induk matang telur hasil pembesaran dalam kurungan apung dipindahkan ke dalam
bak-bak pemijahan dengan volume air ± 3 m3 .Perbandingan induk jantan dangan induk betina yang ideal
adalah 1 : 1, dengan densitas 1,5 kg/ m3 . induk ikan biasanya
memijah pada bulan gelap, antara 5 – 9 hari setelah bulan gelap dan waktu
memijah sekitar petang menjelang malam atau dini hari menjelang subuh.
Dengan
mempelajari musim pemijahan dan lingkungan tempat pemijahan, para ahli sudah
dapat memijahkan ikan Baronang secara alamiah pada bak-bak terkontrol. Adpun
parameter atau lingkungan pada bak terkontrol berdasarkan percobaan Trijoko,
dkk (1985) adalah sebagai berikut:
- Volume
bak : 600 liter dan 1.750 liter
- Suhu : 24 – 32 0C
-
Salinitas : 30 – 40
ppt
-
Sirkulasi : Mengalir
terus menerus
- Pakan : Ikan rucah dan alga segar dengan
jumlah 2 % berat kering atau 8% berat basah/BB/hari.
Hasil
dari percobaan tersebut adalah sbb:
-
Siganus virgatus matang gonad lebih awal, kemudian
disusul Siganus canaliculatus, dan yang paling lambat adalah Siganus chrysospilos.
-
Periode kematangan gonad rata-rata 66 – 162 hari.
-
Telur yang dihasilkan mempunyai kualitas cukup baik,
hanya telur Siganus canaliculatus yang tidak menetas.
B. Pemijahan Rangsangan
Ikan yang sudah
matang telur dirangsang dengan suntikan hormon Gonadotropin. Induk betina
disuntik dengan 500 MU (Mouse Unit) dan induk jantan dengan 250 MU. Biasanya
setelah 6 – 8 jam ikan akan memijah dan apabila induk ikan tidak mau memijah
maka dapat dilakukan pembuahan dengan metode Stripping
C. Pemijahan dengan Stripping
Pada pemijahan
dengan metode stripping dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a.
Metode kering
sel telur hasil stipping dari induk betina dicampur dengan sperma.
Pencampuran dilakukan dengan menggunakan bulu ayam/bebek. Setelah itu sel telur
dibiarkan selama ± 10 menit ,
kemudian dicuci air laut yang telah disaring dan disterilkan, setelah itu telur
dipindahkan ke dalam tangki penetasan.
b. Metode Basah
Sel telur dan sperma hasil stripping dicampur dalam air laut yang telah
disterilkan dan dibiarkan selama ± 10 menit,
kemudian telur dicuci dan dipindahkan pada tangki penetasan.
IV. PENETASAN
TELUR
A. Fekunditas
Telur
ikan Baronang mempunyai fekunditas yang relatif tinggi. Jumlah telur yang
dikandung tergantung pada besarnya induk. Contoh Siganus canaliculatus yang
panjang totalnya antara 11-14 cm mempunyai telur sebanyak 300.000 – 400.000
butir. Variasi jumlah telur dalam ovari
ikan yang berukuran 22-27 cm yaitu sebanyak 200.000 – 1.300.000 butir,
B. Pengumpulan Telur
Untuk
mengumpulkan telur pada bak pemijahan alami digunakan potongan pkastik
gelombang pada dinding dan dasar bak untuk melekat/menempelnya telur Ikan
Baronang. Pada pemijahan secara hormonal (Stripping) tidak perlukan potongan
plastik gelombang.
Selain
dengan cara tersebut, untuk pemijahan secara alami dapat juga dilakukan dengan
sitem siphon, yaitu dimana aerasi harus dimatikan dan didiamkan sekitar ± 10 menit, kemudian disiphon.
C. Penetasan Telur
Telur-telur yang
telah dibuahi, dimasukkan ke dalam tangki penetasan yang telah diisi dengan air
laut bersih. Pada fase ini air dibiarkan menggenang (tidak sirkulasi)dan diberi
areasi yang sangat kecil, diatas tangki diberi pelindung agar cahaya tidak
terlalu banyak menembus air dalam tangki. Pengamatan perkembangan telur dapat
dilakukan dengan cara mengambil sampel secara hati-hati dalam tangki penetasan
dan diperiksa di bawah mikroskop.
Adapun kualitas
air yang dianjurkan, adalah :
-Salinitas : 25 -28% .
-Suhu : 27 -290C
-pH air :
normal
V. PEMELIHARAAN LARVA
Setelah telur
menetas ( 22 -24 jam)setelah dibuahi air dalam tangki harus segera diganti
dengan cara hati-hati yaitu dengan menggunakan
pipa plastik dengan diameter ±
1 cm, pada ujungnya diberi saringan agar larva tidak terbawa keluar, sedang
pada ujung pipa yang lainnya dimana air
keluar di tampung dalam ember yang ketinggian ember tersebut setinggi permukaan
air dalam tangki. Larva yang baru menetas dipindahkan pada bak pemeliharaan
atau tidak, apabila bak penetasan juga sebagai bak pemeliharaan. Kepadatan larva ideal 20 -30 ekor/liter.
1.
Management air dalam bak pemeliharaan
a.
Penggantian Air
-
Umur < 10 hari :
tidak diganti air
-
Umur 10 -20 hari : 50% ganti air
-
Umur > 30 hari :
ganti air 100 -200 % / hari
b. Penyiponan dasar bak
-
Umur < 7 hari :
lihat kondisi
-
Umur 7 -20 hari : disiphon 2 hari sekali
-
Umur > 21 hari :
disiphon setiap hari
c. suhu air : 26 – 30 0C
d. Intensitas cahaya yang ideal : 800 – 5.000 lux
e. Salinitas air
-
Umur 1 – 20 : 25 -28 ppt
-
Umur 20 -30 hari : 28 – 30 ppt
-
Umur > 30 hari :
30 ppt
f. D.O yang ideal : > 4 ppm
-
Aerasi 1 bh/0,5 – 1 m3.
-
Umur 1 – 15 hari : perlu udara 0,1 – 2 liter/menit
-
Umur 16 – 30 hari : perlu udara 2,5 – 10 liter/
menit.
g.
pHair : 7,6 – 8,6
h. NO2
– N : < 0,5 ppm
i. NH3 : < 0,1 ppm
Jenis Pakan
|
Hari
|
|||||||||||
0
|
5
|
10
|
15
|
20
|
25
|
30
|
35
|
40
|
45
|
50
|
60
|
|
Larva Bivalvia
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rotifera
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
Artemia
|
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
Copepoda
(Tigriopus sp)
|
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
Daging udang/
ikan di cincang
|
|
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
Daging
udang/ikan
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
Untuk mengurangi amonia di dalam bak, diinokulasikan Tetraselmis
sp atau Chlorella sp dengan kepadatan 5 x 104 sel/ml ( untuk Chlorella
sp)
2. Pemberian pakan
Tabel 2. Jadwal Pemberian Pakan
Pakan
yang diberikan pada larva ikan Baronang antara lain :
-
Larva bivalvia ( tiram )
-
Rotifera ( Brachionus
plicatilis )
-
N aupli Artemia ( Artemia
salina )
-
Cepepoda ( Tigriopus
sp )
-
Daging ikan / udang
-
Dll.
.Jumlah pakan yang diberikan dapat
dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 3. Kebutuhan pakan pada larva Siganus
spp.
Ukuran Larva
|
Pakan
|
Banyaknya
|
4
6
8
10
15
20
|
Rotifera
Rotifera
Rotifera
Naupli Artemia
Naupli Artemia
Naupli Artemia
|
40
150
250
20
80
150
|
Tabel 4. Kebutuhan pakan Larva Siganus guttatus
umur (hari)
|
Pakan
|
Banyaknya
|
3-6
3-7
7-10
10-15
15-20
20-30
15-30
20-35
30-35
35-60
|
Larva Bivalvia
Rotifera
Rotifera
Rotifera
Rotifera
Rotifera
Naupli Artemia, Copepoda
Naupli Artemia, Copepoda
Daging udang
Daging udang dan ikan
|
2-5 ekor/ml +
5 -10 ekor/ml+
10-15 ekor/ml +
15 -20 ekor/ml+
40-50 ekor/ml +
50 ekor/ml+
0,5 ekor/ml +
1-2 ekor/ml+
5-10 ekor/ml +
80-100 ekor/ml+++
|
Keterangan:
+ Densitas yang diusahakan tetap
jumlahnya
++ Jumlah total dalam satu hari (2-4
xsehari)
+++ Jumlah total dalam satu hari
(4-5 x sehari)
PERTANYAAN
- Jelaskan Teknik penanganan induk ikan Baronang
- jelaskan teknik pemijahan induk ikan Baronang
- jelaskan teknik pemeliharaan larva ikan Baronang
- jelaskan teknik jelaskan teknik pengangkutan benih ikan Baronang
Tugas:
- Lakukan kegiatan pemeliharaan induk dan buatlah laporanya dalam bentuk kelompok.
- lakukan proses pengemasan benih ikan Baronang
sudah masuk pak...
ReplyDeletesudah masuk pak...
ReplyDeletemakasih bapak..
ReplyDeletehadir pak
ReplyDeletemaharani
Siap pak
ReplyDeleteAgriva
Siap pak
ReplyDeleteMutiyah